Penjelasan
Selama dua dekade mendatang diharapkan lebih banyak orang secara global meningkat menjadi kelas menengah. Hal ini menuntut perubahan sosial-ekonomi dan demografi yang baik bagi kesejahteraan individu, namun disisi lain akan meningkatkan permintaan atas sumber daya alam, yang mana saat ini pun sudah memunculkan berbagai isu. Maka dari itu, diperlukan cara yang adil dan merata untuk dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi individu dalam batas ekologis bumi. Praktik yang berkelanjutan dalam fase produksi produk dan layanan diprediksi tidak akan menghasilkan dampak yang memadai untuk memenuhi target pengurangan emisi berbasis sains, kendala sumber daya alam, atau meningkatnya permintaan akan kebutuhan dasar seperti makanan, air dan sanitasi, dan akses ke energi. Sehingga dalam hal ini, pola konsumsi perlu dibuat berkelanjutan, terutama gaya hidup di masyarakat industri dan pengurangan jejak ekologis perlu diterapkan agar regenerasi sumber daya alam, di mana kehidupan manusia dan keanekaragaman hayati, bisa terjadi.
Menemukan solusi baru yang dapat memungkinkan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan merupakan kepentingan dan tanggung jawab bisnis. Kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan dan sosial dari suatu produk maupun layanan sangat diperlukan. Perlu diperhatikan mulai dari siklus hidup produk hingga bagaimana dampak ini dipengaruhi oleh penggunaan dalam gaya hidup. Melakukan identifikasi hotspot dalam rantai nilai di mana intervensi memiliki potensi terbesar untuk meningkatkan dampak lingkungan dan sosial dari sistem secara keseluruhan, merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Bisnis dapat menggunakan kekuatan inovatifnya dalam merancang solusi yang tepat untuk bisa mendorong dan menginspirasi individu untuk menjalani gaya hidup yang lebih berkelanjutan, mengurangi dampak dan meningkatkan kesejahteraan.
Meraih pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan berarti kita harus menyadari pentingnya pengurangan jejak ekologi dengan mengubah cara kita memproduksi dan mengkonsumsi makanan dan sumber daya lainnya. Pertanian adalah pengguna air terbesar di seluruh dunia, dan saat ini irigasi mengambil sekitar 70 persen penggunaan air bersih yang layak digunakan manusia.
Pengelolaan efisien dalam penggunaan sumber daya alam milik bersama, dan cara kita membuang sampah beracun dan polutan adalah target penting untuk meraih tujuan ini. Selain itu mendorong industri, bisnis, dan konsumen untuk mendaur ulang dan mengurangi sampah sama pentingnya, seperti halnya juga mendukung negara-negara berkembang untuk bergerak menuju pola konsumsi yang lebih berkelanjutan pada 2030.
Masih banyak penduduk dunia yang bahkan konsumsi kebutuhan dasarnya pun belum bisa dikatakan layak. Mengurangi sisa makanan perkapita global dari pedagang dan konsumen hingga setengahnya juga penting untuk menciptakan produksi dan rantai pasokan yang lebih efisien. Ini bisa membantu menjaga ketahanan pangan dan membawa kita menuju ekonomi dengan sumber daya efisien.
Produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab adalah satu dari 17 Tujuan Global yang tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dan pendekatan terpadu sangat penting demi kemajuan di seluruh tujuan.
- Sumber berkelanjutan
- Efisiensi sumber daya produk dan layanan
- Bahan daur ulang
- Praktek pengadaan
- Informasi dan pelabelan produk dan layanan
Contoh di bawah ini tidak lengkap dan beberapa mungkin lebih relevan untuk industri tertentu.
- Menerapkan alat analisis portofolio produk untuk memahami jejak lingkungan dan sosial produk dalam gaya hidup serta produksi. Inovasi harus menyelaraskan produk dan aplikasi untuk mengatasi megatren keberlanjutan secara tepat.
- Kembangkan model bisnis yang inovatif seperti beralih dari menjual produk ke menjual layanan, untuk mempertahankan kepemilikan produk dan membantu menutup perulangan materi.
- Memungkinkan konsumsi berkelanjutan dengan mengembangkan solusi inovatif dapat mengurangi kebutuhan energi dalam penggunaan dan mendidik konsumen tentang manfaat ini.
- Mengurangi dampak manufaktur dengan mengganti bahan baku perawan dalam produk dengan bahan pasca-konsumen melalui daur ulang dan daur ulang.
- Terapkan desain modular, sehingga bagian-bagian penyusun produk akan mudah dipisahkan dan digunakan kembali tanpa proses lebih lanjut, atau dengan mudah didaur ulang di dekat titik pembuangan.
- Mengurangi limbah secara signifikan dan memastikan bahwa setiap limbah yang tidak terhindarkan digunakan sepenuhnya (misalnya limbah organik sebagai bahan bakar atau pupuk).
Contoh di bawah ini tidak lengkap dan beberapa mungkin lebih relevan untuk industri tertentu.
- CDP’s Water Questionnaire, W1.2c: Water consumption: Konsumsi air: untuk tahun pelaporan, harap berikan data konsumsi air total, di seluruh operasi Anda
- CEO Water Mandate’s Corporate Water Disclosure Guidelines: Kinerja air dalam rantai nilai
- GRI G4 Sustainability Reporting Guidelines, G4-EN2: Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur ulang
- GRI G4 Sustainability Reporting Guidelines, G4-EN27: Tingkat dampak dari mitigasi dampak lingkungan dari produk dan layanan
- GRI G4 Sustainability Reporting Guidelines, G4-EN28: Persentase produk yang dijual dan bahan pengemasannya yang direklamasi berdasarkan kategori
Contoh di bawah ini tidak lengkap dan beberapa mungkin lebih relevan untuk industri tertentu.
- Save Guidance version 1.0
- Impact Reporting & Investment Standards (IRIS)
- Global Protocol on Packaging Sustainability 2.0
- Food Loss and Waste Protocol
- Eco-Synergy
- Corporate Ecosystem Services Review
Target TPB
12.1 Melaksanakan the 10-Year Framework of Programmes on Sustainable Consumption and Production Patterns, dengan semua negara mengambil tindakan, dipimpin negara maju, dengan mempertimbangkan pembangunan dan kapasitas negara berkembang.
12.2 Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam secara efisien.
12.3 Pada tahun 2030, mengurangi hingga setengahnya limbah pangan per kapita global di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi kehilangan makanan sepanjang rantai produksi dan pasokan termasuk kehilangan saat pasca panen.
12.4 Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional yang disepakati dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
12.5 Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali.
12.6 Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus pelaporan mereka.
12.7 Mempromosikan praktek pengadaan publik yang berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan dan prioritas nasional.
12.8 Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras dengan alam.
12.a Mendukungan negara-negara berkembang untuk memperkuat kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi mereka untuk bergerak ke arah pola konsumsi dan produksi yang lebih berkelanjutan.
12.b Mengembangkan dan menerapkan perangkat untuk memantau dampak pembangunan berkelanjutan terhadap pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan produk lokal.
12.c Merasionalisasi subsidi bahan bakar fosil tidak efisien yang mendorong pemborosan konsumsi dengan menghilangkan distorsi pasar, sesuai dengan keadaan nasional, termasuk dengan restrukturisasi pajak dan penghapusan secara bertahap jika ada subsidi berbahaya , yang dicerminkan oleh dampak lingkungannya, dengan sepenuhnya memperhitungkan kebutuhan dan kondisi khusus negara-negara berkembang dan meminimalkan dampak negatif yang bisa terjadi pada pembangunannya dengan cara yang melindungi rakyat miskin dan masyarakat yang terkena dampak.