Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang mendasar dan merupakan salah satu komponen penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Meskipun berbagai pemangku kepentingan, termasuk bisnis, berkomitmen memajukan tujuan pendidikan, hanya mampu mengupayakan pemberdayaan perempuan, perang terhadap perubahan iklim, perang terhadap ketimpangan dan kemiskinan ekstrem. Sementara, secara global, kebutuhan pendidikan sangat besar dan perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya dan kompetensi yang mereka miliki untuk mendukung pemerintah dalam memenuhi janjinya menyediakan pendidikan untuk semua. Investasi yang diperlukan untuk memastikan peluang belajar berkualitas bagi seluruh anak dan orang dewasa dapat dibuka melalui kepemimpinan oleh bisnis yang kuat.

Contoh dari bisnis yang berinvestasi untuk pendidikan bisa mencakup dari peningkatan kapasitas kepemimpinan hingga pengembangan kapasitas karyawan masa depan serta membangun pipeline karyawan yang lebih beragam. Pendidikan dapat mengatasi salah satu masalah utama di banyak pasar yaitu ketidakcocokan antara keterampilan tenaga kerja yang tersedia dengan lowongan kerja. Investasi strategis jangka panjang dapat dilakukan oleh bisnis yang bertujuan untuk menyiapkan karyawan di masa depan yang jumlahkan lebih besar dan dengan bakat dan skill yang maju dan sesuai. Investasi dalam pendidikan bisa menjadi sumber inovasi dan dapat memfasilitasi akses ke pasar baru.

Masalah pendidikan seringkali spesifik dengan konteks lokal, hal ini mengharuskan bisnis untuk bekerja dalam sistem pendidikan lokal dan di masyarakat untuk menentukan pemanfaatan sumber daya terbaik. Praktik terbaik harus diterapkan oleh bisnis untuk terlibat secara bertanggung jawab dalam pendidikan, termasuk mempromosikan topik pembangunan berkelanjutan dalam pendidikan tinggi, serta mendukung kemampuan sektor publik untuk memberikan peluang pembelajaran berkualitas dengan menjunjung inklusifitas dan keadilan bagi semua.

image

Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua

Pendidikan dewasa ini merupakan hak mendasar di dalam nilai kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Implementasi dan pengembangan kajian pendidikan juga harus disesuaikan dengan kondisi serta situasi sosial yang ada di masyarakat. Sebab, pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif.

Pendidikan tidak hanya berperan menciptakan generasi muda sebagai agent of change yang membawa perubahan, namun generasi muda harus bisa menjadi agent of producer yang mampu menciptakan perubahan yang nyata.
Pendidikan harus bisa menjadi patron bukan hanya dalam hal pendidikan formal tapi yang dimaksud adalah pendidikan yang mampu mengubah pola pikir anak bangsa dan pendidikan inovatif yang mendorong kreativitas dan daya inovatif anak bangsa. Generasi muda sebagai agen inovasi yang dapat memberikan kontribusi penting dan signifikan untuk menerapkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan yang aplikatif.

Di dunia Internasional, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 120 negara diseluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan untuk Semua (Education for All Development Index, EDI) Indonesia berada pada peringkat ke-57 dari 115 negara pada tahun 2015. Dalam laporan terbaru program pembangunan PBB tahun 2015, Indonesia menempati posisi 110 dari 187 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,684. Dengan angka itu Indonesia masih tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 62) dan Singapura (peringkat 11).

Berdasarkan hal diatas, tujuan pendidikan pun akan menjadi tumpuan upaya pemerintah untuk mendorong pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan dalam era Sustainable Development Goals (SDGs) hingga 2030 berdasarkan arahan dari Forum PBB yang telah disepakati pada tanggal 2 Agustus 2015. Peningkatan pendidikan bagi masyarakat Indonesia akan memacu pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam 17 poin SDGs, terutama untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia.

Sehingga diharapkan peran pendidikan mampu meningkatkan daya saing Indonesia dalam mendukung SDGs 2030.

Tema Kontribusi
  • Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
  • Ketersediaan tenaga kerja terampil
  • Peningkatan kapasitas
  • Dampak Tidak Langsung pada Penciptaan Lapangan Kerja
  • Penyiapan tenaga kerja muda
Solusi

Contoh di bawah ini tidak lengkap dan beberapa mungkin lebih relevan untuk industri tertentu.

  • Membangun hubungan dengan entitas pemerintah dan lembaga pendidikan tinggi untuk meningkatkan kurikulum pendidikan agar lebih selaras dengan kebutuhan bisnis termasuk manajemen yang bertanggung jawab.
  • Buat program (mis. Magang, program studi kerja, relawan, dll.) yang memberi siswa akses lebih awal ke lingkungan perusahaan.
  • Memberi karyawan peluang berkesinambungan untuk meningkatkan keterampilan (pekerjaan) mereka untuk pekerjaan saat ini dan di masa depan.
  • Mengembangkan produk dan layanan pendidikan yang hemat biaya yang menghilangkan hambatan untuk mengakses dan meningkatkan kualitas pembelajaran (misalnya, solusi TIK untuk meningkatkan penyampaian pendidikan, alat pengukuran inovatif, dll.).
  • Pastikan lingkungan belajar bersih dan aman untuk anak-anak dengan mengurangi bahaya lingkungan yang terkait dengan bisnis, seperti polusi dan akses air yang terbatas.
Indikator

Contoh di bawah ini tidak lengkap dan beberapa mungkin lebih relevan untuk industri tertentu.

  • The Women’s Empowerment Principles: Apa kebijakan bisnis dan penyediaan fasilitas pengasuhan anak tersedia dan untuk berapa banyak karyawan, jika ada, siapa yang menggunakan fasilitas ini?
  • GRI G4 Construction and Real Estate Sector Disclosures, CRE8: Jenis dan jumlah sertifikasi keberlanjutan, peringkat dan skema pelabelan untuk konstruksi baru, manajemen, pekerjaan dan pembangunan kembali
  • UN Global Compact-Oxfam Poverty Footprint, PF-4.1: i) Perkiraan proporsi pekerja (laki-laki/perempuan) di sepanjang rantai nilai yang menerima pelatihan per tahun; ii) Jumlah rata-rata jam (atau hari) pelatihan yang disediakan untuk pekerja (laki-laki/perempuan); iii) Memberikan detail tentang jenis pelatihan yang disediakan
  • GRI G4 Sustainability Reporting Guidelines, G4-LA9: Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan per jenis kelamin, dan menurut kategori karyawan
  • GRI G4 Sustainability Reporting Guidelines, G4-43: Laporkan tindakan yang diambil untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan kolektif badan tata kelola tertinggi tentang topik ekonomi, lingkungan, dan sosial
Perangkat Organisasi

Contoh di bawah ini tidak lengkap dan beberapa mungkin lebih relevan untuk industri tertentu.

  • Corporate Human Rights Benchmark (CHRB)
  • Impact Reporting & Investment Standards (IRIS)
  • UN Global Compact- Oxfam Poverty Footprint

Target TPB

4.1 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.

4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau dan berkualitas.

4.4 Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.

4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.

4.6 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

4.7 Pada tahun 2030, menjamin semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non kekerasan, kewarganegaraan global dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya terhadap pembangunan berkelanjutan.

4.a Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah anak, ramah penyandang cacat dan gender, serta menyediakan lingkungan belajar yang aman, anti kekerasan, inklusif dan efektif bagi semua.

4.b Pada tahun 2020, secara signifikan   memperluas secara global, jumlah beasiswa bagi negara berkembang, khususnya negara kurang berkembang, negara berkembang pulau kecil,  dan negara-negara Afrika, untuk mendaftar di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, program teknik, program rekayasa dan ilmiah, di negara maju dan negara berkembang lainnya.

4.c Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional dalam pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara kurang berkembang, dan negara berkembang kepulauan kecil.


Warning: Undefined array key "button_style" in /home/u682107248/domains/pmpro.id/public_html/wp-content/plugins/deblocker/src/Merkulove/Deblocker/Bricks.php on line 757